Simbol Pribadi Manusia

Gambar disamping adalah gambar Simbol Pribadi Manusia yang melambangkan asal, sifat dari pribadi manusia yang wahyunya diterima tgl. 12 Juli 1954, jam 11 siang, dimana pada saat itu ada bayangan sinar berwujud gambar (seperti tersebut diatas) yang bergerak-gerak diatas meja, sedang gambar yang lain menempel di dinding rumah Bapak Panuntun Agung Sri Gutama dan sempat disaksikan pula oleh tetangga dan masyarakat yang kebetulan melewati rumahnya. Begitu berhasil digambar oleh pengikut Sri Gutama maka gambar tersebut menghilang.

Maksud dan makna simbol tersebut adalah :
  • Bentuk segi empat belah ketupat menggambarkan asal mula terjadinya manusia, yaitu:
    a. Sudut puncak : Sinar Cahaya Allah.
    b. Sudut bawah : sari-sari bumi.
    c. Sudut kanan dan kiri : perantaranya ayah dan ibu.
  • Tepi belah ketupat yang berwarna hijau tua, menggambarkan wadag (raga) manusia.
  • Dasar warna hijau muda (maya), merupakan gambar Sinar Cahaya Tuhan. Berarti bahwa didalam wadag/raga manusia diliputi Sinar cahaya Allah.
  • Segi tiga sama sisi yang berwarna putih dengan tepi kuning emas menunjukkan asal terjadinya (=dumadi) manusia dari tri tunggal, ialah :
    a. Sudut atas : sinar Cahaya Allah (nur Cahaya),
    b. Sudut kanan bawah : Air sarinya Bapak (Nur Rasa),
    c. Sudut kiri bawah : air sarinya Ibu (Nur Buat).
    Warna putih menunjukkan bahwa asal manusia dari barang yang suci/bersih baik luar maupun dalamnya. Sedangkan garis kuning emas yang ada ditepi segitiga mempunyai arti bahwa ketiganya asal manusia tersebut mengandung Sinar Cahaya Allah.
  • Segi tiga sama sisi yang tertutup lingkaran warna hitam, merah, kuning, putih, tersebut membentuk tiga buah segitiga sama sisi pula yang masing-masing segi tiga mempunyai 3 sudut sehingga 3 segitiga jumlahnya ada 9 sudut ini melambangkan bahwa manusia memiliki 9 lobang (babahan hawa sanga) yang terdiri dari mata ada 2 lubang, hidung 2 lubang, telinga 2 lubang, mulut 1 lubang, kemaluan 1 lubang, pembuangan/pelepasan 1 lubang.
  • Lingkaran melambangan keadaan manusia yang selalu berubah-ubah (anyakra manggilingan) dimana manusia akan kembali ke asalnya, rohani kembali kepada Hyang Maha Kuasa untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya di dunia, sedang jasmaninya kembali ke bumi.
  • Lingkaran hitam melambangkan, bahwa manusia memiliki nafsu angkara, nafsu ini berasal dari hawa hitam, karena mempunyai getaran yang beku, wujudnya antara lain berupa kata-kata yang kotor, pikiran, dan kemauan yang jelek dan seterusnya.
  • Lingkaran merah melambangkan bahwa manusia memiliki nafsu amarah.
  • Lingkaran Kuning melambangkan nafsu keinginan yang timbul karena indera penglihatan.
  • Lingkaran putih melambangkan nafsu kesucian/perbuatan yang suci.
  • Besar kecilnya lingkaran melambangkan besar kecilnya 4 sifat tersebut.
  • Lingkaran putih ditutup gambar Semar, ini melambangkan lubang ke 10 yang tertutup (Pudak Sinumpet) yang letaknya di ubun-ubun.
  • Warna putih pada gambar Semar melambangkan Nur Cahaya atau Nur Putih, Nur Petak ialah Hawa Suci (Hyang Maha Suci) dimana hanya Hyang Maha Sucilah yang mampu berhubungan dengan Hyang Maha Kuasa, caranya dengan menyatukan rasa di ubun-ubun hingga terwujud Nur Putih. Gambar Semar juga melambangkan Budi Luhur.
  • Gambar Semar menunjuk dengan jari telunjuk, melambangkan memberikan petunjuk pada manusia bahwa hanya ada satu sesembahan yaitu Allah Hyang Maha Kuasa.
  • Semar menggenggam tangan kirinya mengkiaskan bahwa ia telah memiliki keluhuran. Semar pakai kelintingan suatu tanda agar orang mendengar bila telah dibunyikan. Semar memakai pusaka menunjukkan bahwa tutur katanya (sabdanya) selalu suci. Lipatan kainnya 5 menunjukkan bahwa Semar telah memiliki dan dapat menjalani lima sifat Allah : Agung, Rokhim, Adil, Wasesa, dan Langgeng.
  • Tulisan dengan huruf Jawa : Nafsu, Budi, Pakerti, pada dasar hijau maya. Artinya memberi petunjuk bahwa manusia memiliki nafsu budi dan pakerti baik yang luhur maupun rendah/asor atau yang baik maupun yang buruk.
  • Tulisan Sapta Darma berarti : Sapta berarti tujuh, Darma berarti amal kewajiban suci, maka dari itu warga Sapta Darma wajib menjalankan isi wewarah tujuh seperti yang dikehendaki Hyang Maha Kuasa.
  • Dengan mengetahui asal manusia dan isi yang ada didalam tubuh manusia yang harus dimengerti serta harus diusahakan oleh manusia demi tercapainya keluhuran budi pakerti sesuai dengan Wewarah Ajaran Kerohanian Sapta Darma.

7 komentar:

Unknown mengatakan...

SALAM WARAS

Unknown mengatakan...

Waras

Unknown mengatakan...

Waras

Unknown mengatakan...

Salam Waras

Unknown mengatakan...

Salam Waras

Nur Amin Indrawaskita mengatakan...

Salam waras selalu Amin

Anonim mengatakan...

Alhamdulillah salam waras

Posting Komentar

 

TENTANG KAMI

JANGANLAH KAMU SIA-SIAKAN HIDUPMU KARENA KALAU KITA HIDUP MENURUTI HAWA NAFSU TIDAK AKAN ADA HABIS-HABISNYA BY ANDO

Free CSS Template by CSSHeaven.org TNB, Blogger Blog Templates