Sujud Dan Dua Belas Saudara

Dalam sujud manembah yang telah diuraikan turunnya getaran dari kepala benar dirasakan terutama sewaktu melintasi jalur di dada tempat adanya bentuk tiga belah ketupat Satu di atas, satu di tengah, dan satu di bawah Yaitu yang disebut dengan istilah radar.

Maka pada tiap belah ketupat itu terdapat getaran-getaran perwujudan dari sifat khusus kedua-belas saudara getaran berwarna hitam adalah aluwamah yang merah amarah, kuning suwiyah, putih mutmainah.

Adapun letak dan sifat dua belas saudara itu demikian Hyang Maha Suci di ubun-ubun, sarana untuk menghadap Hyang Maha Kuasa dalam sujud dan dalam hening Premana di dahi di antara kedua mata, untuk melihat segala hal yang tak tampak oleh mata biasa.

Jatingarang atau Suksmajati di bahu kiri tempatnya, Gandarwaraja di bahu kanan dan bersifat kejam sering bertengkar serta tamak, Brama di tengah, senang marah sifatnya,  Bayu di dada kanan, cirinya adalah keteguhan.

Endra di dada kiri dan berpembawaan malas, Mayangkara di pusar, seperti kera suka mencuri, merampas, mengejek, dan menghina ,Sukma rasa di pinggang kiri dan kanan, Suksmarasa di pinggang kiri dan kanan memiliki sifat halus perasaan.

Suksmakencana di tulang tungging pengaruhnya pada gairah kebirahian, Nagatahun atau Suksmanaga di tulang belakang seperti ular sifatnya berbelit-belit dan berbisa,  Baginda Kilir atau Nur Rasa bergerak sifatnya letaknya di ujung jari dan dapat digunakan oleh warga untuk menyembuhkan penyakit.

Maka dalam sujud Sapta Darma segala sifat saudara yang baik itu dikembangkan kepada kesempurnaan dan sifat saudara yang buruk diruwat agar menjadi tawar .






























Leia Mais

Gambar Panuntun Agung & Tuntunan Agung

                                                     

                       Gambar Tuntunan Agung Sri Pawenang


Leia Mais

Manusia Dan Hidupnya

Bahwa manusia dapat hidup karena diberi hidup Hyang Maha Kuasa,berupa Sinar Cahaya Hyang Maha Kuasa yang menjadi getaran-getaran yang meliputi manusia.

Segala sesuatu yang hidup diberi Sinar Hyang Maha Kuasa dan tidak memakai perantara siapa saja. Dengan demikian Sinar Cahaya tersebut merupakan getaran-getaran putih, suci yang menjadi urusan Hyang Maha Kuasa dalam hubungannya dengan manusia. Atas dasar itulah Warga Sapta Darma langsung menyembah Hyang Maha Kuasa serta dapat berhubungan tanpa perantara siapa saja. Panuntun Agung Sri Gutama hanyalah penunjuk jalan, yang menerima ajaran-ajaran bagaimana manusia dapat berhubungan dengan dan menyembah langsung kepada Hyang Maha Kuasa.

Tentang pemberian Sinar Hyang Maha Kuasa itu, diberikan dalam tiga golongan, ialah:
  1. Kepada manusia diberikan penuh kesempurnaan sehingga manusia memiliki nafsu, budi pekerti (pikir) . Inilah mengapa manusia adalah makhluk yang tertinggi. Maka dari itu manusia wajib menyembah, berbakti dan bertekuk lutut tanpa syarat kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.
  2. Kepada binatang/hewan diberikan kurang sempurna, karenanya hewan hanya memiliki nafsu dan budi pekerti.
  3. Kepada tumbuh-tumbuhan diberikan tidak sempurna, karenanya tumbuh-tumbuhan hanya memiliki nafsu saja.
perbedaannya manusia antara satu sama lain disebabkan karena:
  1. Situasi dan kondisi saat testing dumadi dan setelah itu pengaruh kondisi fisik dan mental dalam perkembangannya selanjutnya ( pra natal ).
  2. Pengaruh lingkungan setelah lahir.
Disinilah saat perletakan dasar watak manusia.
Binatang dan tumbuh-tumbuhan berbeda karena keadaan, waktu serta suasana dimana mereka hidup.
Manusia yang tidak dapat menguasai getaran yang kurang sempurna getaran mana yang tidak diinginkan yaitu merupakan nafsu yang kurang baik pada dirinya. Sebaliknya apabila ia mampu menguasai getaran-getaran tersebut maka ia akan berbuat kebajikan kepada sesama. 
Timbullah sekarang persoalan: 
  1. Bila demikian halnya apakah seyogyanya manusia tidak makan daging hewan atau tumbuh-tumbuhan saja, supaya nafsu dan budinya tidak besar sehingga mengalahkan pekertinya, atau setidak-tidaknya mengurangi.
  2. Bagaimana caranya manusia mengurangi getaran-getaran yang kurang sempurna tersebut.
Jawabnya ialah:
Bahwa manusia makhluk yang tertinggi,ia berasal atau hidup dari sinar Allah dan sari-sari bumi yang berupa makanan, makanan berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan yang getarannya mempengaruhi kehidupan manusia. Menurut pendapat Sapta Darma, manusia harus makan sesuai kodratnya. Tinggallah kini soalnya apakah manusia atau di perhamba oleh getaran yang tidak sempurna atau tidak?

Sebab membiarkan merajalelanya getaran-getaran yang tidak sempurna adalah pangkal segala dosa yang menjadikan manusia tidak dapat mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan alam langgeng haruslah manusia bersujud atau berbakti kepada Allah serta benar-benar menjalankan isi dari Wewarah Tujuh.  

 
Leia Mais

Pengertian Adanya Tiga Alam

Dalam Kerohanian Sapta Darma dikenal adanya tiga alam,yaitu:
  1. Alam wajar, ialah alam dimana manusia hidup bermasyarakat di dunia ini.
  2. Alam halus, ialah alam tempatnya roh-roh penasaran, jim setan peri perayangan, rao-roh manusia dilumpur dosa yang tidak dapt kembali ke alam langgeng akibat perbuatan sewaktu hidupnya di alam wajar berbuat maksiyat, melanggar perintah-perintah Tuhan.
  3. Alam langgeng atau alam sorga atau alam nirwana,ialah alam dimana roh-roh manusia setelah meninggalkan alam wajar dapat kembali ke sisi Hyang Maha Kuasa. Karena asalnya Hyang Maha Kuasa, maka manusia wajib berusaha agar rohaninya dapat kembali kepada Hyang Maha Kuasa.
Untuk dapat kembali kepada Hyang Maha Kuasa, maka manusia sewaktu hidupnya harus senantiasa berbuat kebajikan kepada sesama agar apabila rohani sudah meninggalkan jasmaninya dapat kembali ke alam langgeng, alam sorga atau alam nirwana

 
Leia Mais

Wejangan Ibu Sri Pawenang di Sanggar Agung Candi Sapta Rengga

Yogyakarta, 28 Desember 1967, jam 11 siang
  • Kita sekalian betul-betul telah berdosa, karena mestinya pada kesempatan ini kita sekalian telah dapat membawa bekal untuk melaksanakan tugas Allah yang telah ditugaskan kepada kita.
  • Pancasila Allah meresap di dalam hidup umat manusia. Abdikanlah dirimu kepada Hyang Maha Kuasa. Jangankanlah kau selalu merasa khawatir.
  • Dunia ini persediaan untukmu anak-anakku, pergunakanlah sebaik-baiknya. Kamu tiada kekurangan apa-apa, bila kamu betul-betul mengabdi kepada Tuhan.
  • Waspadalah-waspadalah, umat manusia mengalami kehancuran. Tugas Tuntunan jangan kau abaikan.
  • Anak-anakku ingatlah, Sri Gutama meninggalkanmu tanggal 16 Desember, tanggal 17 Desember Sri Pawenang lahir ditugaskan melanjutkan perjuangan Sri Gutama.
  • Tanggal 27 Desember 1914, Sri Gutama dilahirkan di dunia.
  • Tanggal 27 Desember 1952, Sri Gutama diberikan Wahyu Sujud, karena Sri Gutama belum mempunyai cara-cara Sujud kepada Hyang Maha Kuasa.
  • Sri Gutama dilahirkan untuk memberikan pepadang kepada umat, untuk mengembalikan ajaran Tuhan yang telah dirusak oleh pemeluk-pemeluknya. Maka Sri Gutama laksana sinar yang menyinar laksana surya, menyinari manusia dan makluk-makluk lainnya.
  • Asal mula manusia dari lima keagungan yang dipunyai Tuhan. Apabila manusia bisa melaksanakan kehendak Tuhan, maka menjadi manusia yang mengerti, berbudi luhur, dapat mengabdi nusa dan bangsa, menghayu-hayu buana. Namun manusia selalu lupa kepada pemberian Tuhan. Maka bila manusia melupakan pemberian Tuhan, manusia akan mengalami kehancuran.
  • Tanggal 27 Desember 1967 Roh Sri Pawenang naik dipertemukan dengan Sri Gutama. Kami diberi tugas menyampaikan, karena banyak banyak Tuntunan yang masih belum tahu akan tugas-tugasnya. Pesan kami, marilah kita bersama-sama berjuang melaksanakan tugas suci. Pertajamlah senjatamu.
  • Tahun 1968 Sapta Darma mulai memancarkan cahayanya, dan Tuntunan akan diuji yang gawat, diuji oleh alam sekelilingnya. Memang ini kehendak Tuhan. Maka jagalah jangan warga-warga menjadi korban. Maka apabila ada rintangan simpangilah, hindarilah, memang ini kehendak Tuhan, untuk menilai darmamu. Namun apabila para Tuntunan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya akan terhindar dari bahaya. Maka para Tuntunan sampaikanlah kepada para warga dan Tuntunan yang belum menerima ini.
  • Tugas jasmani akan terpenuhi jika tugas rokhani kamu dahulukan. Maka bila sebaliknya akan kesukaran dalam hidupnya. Tugas rokhani melaksanakan tugas dari Hyang Maha Kuasa.
Leia Mais

Wejangan Ibu Sri Pawenang

Anak-anakku, Rakyatmu pada dewasa ini sedang menghadapi maut, menghadapi kehancuran, maka waspadalah-waspadalah !!

Anak-anakku, pada engkaulah aku harapkan menjadi pelopor dunia, menjadi contoh bagi umat-umat lainnya, tetapi engkau hambur-hamburkan waktunya, tidak dipergunakan sebaik-baiknya, sayang anak-anakku. 

Anak-anakku, kenapa masih mengkhawatirkan soal keduniawian? Tidak usah khawatir, bilamana engkau berbakti sungguh-sungguh terhadap Tuhan Hyang Maha Esa, mengabdi dengan suci dan iklas, keduniawian akan melimpah dihadapanmu, maka abdikanlah, tugas lahiriahmu akan terpenuhi. 

Berjuanglah demi pengabdian kepada Tuhan Hyang Maha Esa, jangan sampai Warga-warga menjadi korban. 

Para Tuntunan Khususnya, kamu sekalian diuji untuk menilai darmamu !!. 

Yogyakarta, 28 Desember 1967, jam 09.30
Di Sanggar Agung Candi Sapta Rengga,
Leia Mais
 

TENTANG KAMI

JANGANLAH KAMU SIA-SIAKAN HIDUPMU KARENA KALAU KITA HIDUP MENURUTI HAWA NAFSU TIDAK AKAN ADA HABIS-HABISNYA BY ANDO

Free CSS Template by CSSHeaven.org TNB, Blogger Blog Templates