A. Tukar Hawa
Adalah suatu usaha/tindakan yang dilakukan untuk melepaskan/menghilangkan kelelahan. Serta sehabis melakukan perjalanan jauh dan sebagainya.
Caranya :
Tidur terlentang membujur ke timur (kepala di timur) kedua tangan lurus disamping badan, telapak tangan menghadap ke atas (seluruh badan dalam keada an kendor). Pikiran serta angan-angan ditenangkan atau (dihentikan aktifitasnya). Ini dilakukan selama 10 sampai 15 menit kemudian dihentikan lalu mandi (bila keadaan mengijinkan baik pula mandi dengan air hangat).
Dalam tukar hawa ini hawa getaran yang telah digunakan keluar/dikeluarkan melalui pori-pori kulit serta ubun-ubun, dan berganti/diganti dengan hawa yang baru (segar atau bersih).
Dengan demikian akan terasa bagaikan telah istirahat berjam-jam lamanya. Badan menjadi segar bugar, kekuatan kembali sedia kala.
B. Ulah Rasa
Ulah rasa adalah suatu usaha/tindakan mengadakan penelitian jalannya rasa dan getaran yang meliputi seluruh tubuh.
Caranya :
Sehabis melakukan sujud dasar (sujud wajib), ditambah satu bungkukan lagi dan mengucap dalam batin minta geraknya rasa. Lalu seperti pada tukar hawa semua pakaian yang menekan dikendorkan.
Selanjutnya melakukan pemusatan, untuk merasakan (meneliti)jalannya getaran dari telapak kaki yang merambat perlahan-lahan dan halus sekali meliputi seluruh tubuh.
Meneliti rasa yang berjalan merambat perlahan melalui seluruh tubuh, sampai pada bagian tubuh yang dalam serta halus. Juga merasakan jalannya darah serta denyutnya jantung, keluar masuknya hawa yang baik melalui hidung maupun yang melalui pori-pori.
Hal tersebut semua, bila dilatih serta dilakukan dengan kesabaran serta ketelitian,maka dengan ening kita dapat juga mengetahui bagaimana jalannya sari-sari, getaran-getaran yang merata melalui seluruh tubuh serta denyutnya jantung.
C. Racut
Racut adalah memisahkan rasa dengan perasaan, dengan tujuan menyatukan diri dengan sinar sentral atau Roh Suci bersatu dengan sinar sentral.
Ini berarti waktu Racut dapat digunakan menghadapkan Hyang Maha Suci ke hadirat Hyang Maha Kuasa. Jadi selagi kita masih hidup di dunia ini, supaya dapat menyaksikan tempat dimana kelak bila kita kembali ke alam abadi atau surga.
Maka sewaktu Racut kita dapat mengetahui roh kita sendiri naik ke alam Abadi (alam Langgeng atau surga) menghadap Hyang Maha Kuasa.
Caranya :
Setelah melakukan sujud wajib (sujud dasar) maka sujudnya ditambah lagi dengan satu bungkukan yang diakhiri dengan ucapan di dalam batin :
Hyang Maha Suci Menghadap Hyang Maha Kuasa
Kemudian lalu berbaring dalam sikap ULAH RASA hanya saja kedua tangan dilipat (bersidakep), telapak tangan kanan ditumpangkan (diletakkan) di atas telapak tangan kiri menghadap ke bawah, dan diletakkan diatas tali rasa " CO " (tonjolan pertemuan kedua tulang rusuk nomor dua di dada dibawah pertemuan kedua tulang selangka).
Segala kegiatan pikiran dan angan-angan dan sebagainya dihentikan. Mengingat Racut adalah pekerjaan yang rumit maka memerlukan latihan yang penuh kesabaran, dengan ketelitian dan kesungguhan serta ketekunan.
0 komentar:
Posting Komentar