Yang dimaksud dengan ening ( samadi ) adalah : menentramkan pikiran/pangrasa yang beraneka warna angan-angan dan sebagainya. Dengan demikian meskipun badan bergerak asal hal di atas telah dilakukan maka dapat dikatakan seseorang telah ening.
Sebaliknya meskipun tubuh kelihatan tenang tetapi pikiran dan angan-angan dan sebagainya masih kesana kemari, maka belum dapat dikatakan orang itu telah ening.
Ening/samadi pada Kerohanian Sapta Darma tak diperkenankan dipakai untuk main-main , sebab dalam hal ini dilakukan dengan menyebut/meluhurkan Asma Allah.
Diperkenankan ening bila melakukan pekerjaan/tugas yang luhur misalnya :
- Menerima perintah-perintah dari Hyang Maha Kuasa yang berupa isyarat-isyarat /tanda-tanda, gegambaran-gegambaran, tulisan tanpa papan (sastra jendra hayuningrat).
- Memeriksa arwah orang tua/nenek moyang yang telah meninggal, bagaimana keadaannya sudahkah diterima di hadirat/sisi Hyang Maha Kuasa atau belum. Bila masih dalam alam pasiksaan maka kita lakukan sujud untuk memohonkan ampun dan bertobatnya arwah tersebut akan segala dosanya yang dilakukan semasih hidupnya di dunia.
- Melihat tempat-tempat yang wingit (keramat = angker) dimana penghuni tempat itu banyak menganggu manusia. Kalau ada roh-roh yang masih sesat dimohonkan ampun pada Hyang Maha Kuasa agar dapat ditempatkan ditempat yang semestinya, serta supaya tidak lagi melakukan gangguan kepada manusia.
- Ening dapat juga untuk mendahului segala tindakan atau tutur kata dengan maksud melatih kesabaran dan sifat yang berhati-hati, mencapai kebijaksanaan.
- Ening berguna untuk melihat saudara/keluarga yang jauh bagaimana keadaannya.
0 komentar:
Posting Komentar